beritajalan.web.id Perayaan Halloween biasanya diidentikkan dengan pesta kostum dan suasana mistis. Namun, di Bandung, momen ini punya makna berbeda. Bagi para bikers, Halloween menjadi ajang mengekspresikan diri sekaligus memperkuat rasa kebersamaan.

Komunitas motor Bujang Rimba menggelar acara bertajuk Riding Merinding. Acara ini menghadirkan konvoi malam hari dengan tema horor. Peserta mengenakan kostum menyeramkan seperti zombie, vampir, hingga hantu lokal. Pemandangan ini membuat jalanan Bandung berubah menjadi arena parade penuh warna dan teriakan tawa.

Bagi warga kota, kehadiran ratusan motor dengan lampu menyala dan kostum seram menjadi hiburan tersendiri. Banyak orang berhenti di tepi jalan untuk menonton dan memotret rombongan bikers.


Riding Merinding, Paduan Horor dan Kreativitas

Riding Merinding bukan hanya kegiatan touring biasa. Acara ini lahir dari ide sederhana: menggabungkan semangat berkendara dengan suasana khas Halloween. Para anggota komunitas ingin menampilkan sisi lain dunia bikers yang kreatif dan menyenangkan.

Rute konvoi melewati beberapa titik ikonik Bandung seperti Dago, Braga, dan Lembang. Malam itu, suara mesin motor berpadu dengan musik dan tawa peserta yang mengenakan kostum unik. Meski terlihat seram, suasananya tetap hangat dan penuh persaudaraan.

Di tengah perjalanan, para bikers berhenti di beberapa titik untuk membagikan makanan ringan kepada warga sekitar. Aksi kecil ini menjadi bentuk kepedulian sosial dari komunitas Bujang Rimba. Mereka ingin menunjukkan bahwa bikers tidak hanya soal motor, tetapi juga tentang solidaritas.


Dukungan dari Dunia Otomotif

Acara ini mendapat dukungan penuh dari Ipone, produsen pelumas asal Prancis. Merek ini dikenal dekat dengan komunitas motor bergaya urban dan custom culture. Dukungan Ipone memperkuat citra acara sebagai wadah positif bagi para penggemar otomotif.

Perwakilan Ipone Indonesia menyebut kegiatan ini mencerminkan semangat kebersamaan. “Bikers bukan hanya soal mesin dan kecepatan, tapi juga tentang persahabatan,” ujarnya. Dukungan seperti ini menunjukkan bahwa industri otomotif kini aktif membangun ruang kreatif bagi komunitas motor di Indonesia.


Bikers yang Kreatif dan Disiplin

Bagi anggota Bujang Rimba, acara ini bukan hanya ajang seru-seruan. Mereka ingin membuktikan bahwa bikers bisa berkreasi tanpa meninggalkan kedisiplinan dan keselamatan.

Meski mengenakan kostum aneh, seluruh peserta diwajibkan memakai helm, sarung tangan, dan perlengkapan keselamatan lengkap. Beberapa motor dihias dengan dekorasi khas Halloween, seperti lampu LED berbentuk tengkorak dan cat glow in the dark.

Kreativitas terlihat di setiap kendaraan. Ada yang memasang hiasan kelelawar di setang motor, ada pula yang menempelkan labu oranye di belakang jok. Semua detail ini menunjukkan bahwa dunia bikers juga bisa berimajinasi tanpa batas.


Wajah Bandung di Malam Halloween

Malam Halloween di Bandung terasa berbeda dari biasanya. Jalanan kota disulap menjadi panggung terbuka dengan cahaya lampu motor dan musik yang mengalun dari speaker portabel.

Warga tampak antusias. Banyak yang keluar rumah hanya untuk menonton konvoi melewati jalan utama. Beberapa kafe dan restoran di sekitar rute konvoi juga ikut meriah. Mereka menata dekorasi bertema horor dan memutar musik dark gothic untuk memeriahkan suasana.

Tidak hanya menciptakan hiburan, acara ini juga berdampak ekonomi. Banyak wisatawan lokal datang ke Bandung untuk menyaksikan parade ini. Hotel dan tempat makan di sekitar lokasi mendapat peningkatan pengunjung selama acara berlangsung.


Solidaritas di Balik Kostum Seram

Di balik riasan dan topeng menyeramkan, terdapat semangat persaudaraan yang kuat. Komunitas Bujang Rimba dikenal aktif dalam kegiatan sosial seperti penggalangan dana dan kampanye keselamatan berkendara.

Acara Riding Merinding menjadi wujud nyata bahwa bikers bisa membawa pesan positif di tengah masyarakat. Mereka membuktikan bahwa dunia motor tidak selalu identik dengan kebut-kebutan atau hal negatif.

Banyak warga yang awalnya takut malah ikut berfoto bersama para peserta. Seorang penonton di kawasan Braga bahkan berkata, “Seram tapi lucu. Mereka ternyata ramah semua.” Momen kecil seperti ini memperlihatkan bagaimana kegiatan kreatif bisa mempererat hubungan antara komunitas dan masyarakat.


Halloween dengan Sentuhan Lokal

Tradisi Halloween memang berasal dari Barat. Namun di tangan para bikers Bandung, perayaan ini berubah menjadi pesta khas lokal yang penuh nilai sosial. Bukan hanya soal kostum dan hiburan, tapi juga soal kebersamaan dan solidaritas.

Para peserta menggabungkan tema seram dengan unsur budaya lokal. Ada yang mengenakan kostum pocong dan leak Bali, ada pula yang berdandan seperti penjaga makam. Perpaduan ini membuat acara terlihat unik dan terasa dekat dengan masyarakat Indonesia.

Ratusan motor yang melintas di tengah malam menciptakan suasana “seram tapi akrab.” Momen ini membuktikan bahwa budaya global bisa diterima dan diadaptasi dengan cara khas Indonesia.


Kesimpulan

Acara Riding Merinding di Bandung bukan sekadar parade Halloween. Ini adalah simbol kreativitas dan solidaritas di kalangan bikers. Mereka berhasil mengubah jalanan malam menjadi arena ekspresi, persahabatan, dan aksi sosial.

Bagi warga Bandung, perayaan ini memberikan warna baru dalam kalender komunitas motor. Bagi peserta, momen ini adalah cara untuk menunjukkan bahwa dunia bikers juga bisa positif, hangat, dan penuh inspirasi.

Halloween versi Bujang Rimba mengajarkan satu hal penting: kengerian bisa menjadi kegembiraan ketika dilakukan bersama dengan semangat persaudaraan.

Cek Juga Artikel Dari Platform revisednews.com