beritajalan.web.id Bencana alam kembali melanda wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, setelah hujan deras mengguyur kawasan pegunungan dan pesisir selatan selama berjam-jam. Akibatnya, lima kecamatan terdampak banjir dan tanah longsor secara bersamaan, menyebabkan akses antarwilayah lumpuh, jembatan rusak, dan puluhan rumah warga terendam air.

Lima kecamatan yang terdampak parah meliputi Mande, Cugenang, Naringgul, Cidaun, dan Tanggeung. Peristiwa ini menambah daftar panjang bencana hidrometeorologi yang terjadi di Cianjur selama musim hujan tahun ini.

Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, curah hujan ekstrem yang terjadi sejak sore hari menyebabkan debit air sungai-sungai kecil meluap, merendam pemukiman warga dan area pertanian. Sementara di wilayah perbukitan, struktur tanah yang labil tidak mampu menahan volume air, mengakibatkan longsor di beberapa titik.


Kerusakan Infrastruktur Meluas

Sekretaris BPBD Cianjur, Asep Sudrajat, menjelaskan bahwa hujan intensitas tinggi menjadi pemicu utama banjir dan longsor kali ini. “Hujan deras menyebabkan banjir di daerah Cidaun dan Tanggeung, sementara longsor terjadi di Naringgul, Cugenang, dan Mande,” ujarnya.

Data sementara mencatat, sejumlah jalan desa dan kecamatan tertimbun material tanah serta batu besar, sehingga akses transportasi warga terputus. Salah satu jembatan gantung yang menghubungkan dua desa di Kecamatan Cidaun juga ambruk akibat diterjang arus deras.

Warga yang biasa menggunakan jembatan itu kini harus menempuh jarak lebih dari 10 kilometer memutar untuk mencapai jalan utama. Kondisi tersebut memperparah situasi karena beberapa warga tidak dapat membawa hasil pertanian maupun kebutuhan pokok ke pasar.

Sementara di wilayah Cugenang, longsor menutup sebagian ruas jalan penghubung antara Cugenang dan Mande. Petugas gabungan dari BPBD, TNI, dan Polri telah dikerahkan untuk melakukan pembersihan material longsor menggunakan alat berat, namun hujan yang masih turun menghambat proses evakuasi.


Puluhan Rumah Warga Terendam

Selain infrastruktur, puluhan rumah warga dilaporkan terendam banjir dengan ketinggian mencapai satu meter. Warga di Kecamatan Tanggeung dan Cidaun terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

“Air datang tiba-tiba dari arah sungai, membawa lumpur dan sampah. Kami hanya sempat menyelamatkan pakaian dan surat-surat penting,” ujar Siti Maryam, salah satu warga terdampak di Desa Jayagiri, Cidaun.

BPBD telah mendirikan posko darurat di beberapa titik untuk menyalurkan bantuan logistik dan makanan siap saji. Namun akses menuju beberapa lokasi masih sulit dijangkau karena jalan licin dan jembatan yang rusak.


Upaya Evakuasi dan Bantuan Darurat

Tim SAR gabungan dikerahkan untuk membantu warga yang terjebak di daerah terisolasi. Evakuasi dilakukan dengan perahu karet di daerah banjir dan alat berat di wilayah longsor. Petugas juga membawa perlengkapan medis serta kebutuhan dasar seperti air bersih, makanan instan, dan selimut.

“Kami prioritaskan penyelamatan warga terlebih dahulu. Setelah itu baru dilakukan perbaikan akses jalan dan jembatan sementara,” jelas Asep.

Sementara itu, Dinas Sosial Kabupaten Cianjur menyiapkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi para pengungsi. Dinas Kesehatan juga menurunkan tim medis guna mengantisipasi penyebaran penyakit akibat banjir, seperti diare dan infeksi kulit.


Faktor Alam dan Kerentanan Wilayah

Cianjur memang dikenal sebagai salah satu wilayah yang rentan terhadap bencana banjir dan longsor. Kondisi geografisnya yang terdiri dari pegunungan dan perbukitan, ditambah dengan curah hujan tinggi dan penggundulan lahan, membuat daerah ini kerap menjadi langganan bencana saat musim penghujan tiba.

Ahli geologi dari Universitas Padjadjaran, Dr. Dedi Suryana, menjelaskan bahwa struktur tanah di kawasan selatan Cianjur tergolong rapuh karena banyak area pertanian berada di lereng dengan kemiringan tajam. “Ketika hujan deras, daya ikat tanah menurun drastis. Jika drainase tidak baik, tanah mudah bergeser dan menyebabkan longsor,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya penerapan sistem early warning system di daerah-daerah rawan. “BPBD perlu memasang alat deteksi dini di titik-titik kritis agar peringatan bisa disampaikan lebih cepat kepada masyarakat,” tambahnya.


Pemerintah Daerah Turun Tangan

Pemerintah Kabupaten Cianjur menyatakan telah menyiapkan langkah tanggap darurat. Bupati Cianjur menegaskan bahwa seluruh instansi teknis diminta bergerak cepat untuk memperbaiki jalur transportasi dan memastikan bantuan logistik sampai ke lokasi terdampak.

“Kami akan lakukan inventarisasi kerusakan, termasuk kebutuhan anggaran untuk rehabilitasi. Saat ini fokus utama adalah memastikan keselamatan warga,” ujar Bupati.

Pemkab juga mengimbau masyarakat di daerah perbukitan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan longsor susulan, mengingat curah hujan masih tinggi dalam beberapa hari terakhir. Warga diminta mengungsi sementara bila mendengar suara retakan tanah atau melihat tanda-tanda pergerakan tanah.


Seruan Waspada dan Pencegahan Jangka Panjang

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa intensitas hujan tinggi masih akan terjadi di wilayah Cianjur dan sekitarnya. Kondisi ini membuat risiko banjir dan longsor tetap tinggi.

BPBD mengingatkan warga untuk tidak beraktivitas di sekitar tebing dan bantaran sungai, serta segera melapor ke posko jika terjadi tanda-tanda bahaya. Selain itu, pemerintah daerah berencana memperkuat program reboisasi dan perbaikan sistem drainase sebagai langkah pencegahan jangka panjang.

“Bencana ini menjadi peringatan bahwa tata kelola lingkungan perlu dibenahi. Penebangan liar dan pembangunan di lereng curam harus dikendalikan,” ujar Kepala BPBD.


Penutup: Bencana yang Harus Jadi Pelajaran

Tragedi banjir dan longsor di lima kecamatan Cianjur kali ini kembali mengingatkan pentingnya kesadaran kolektif menghadapi risiko bencana. Perubahan iklim yang ekstrem memperparah kondisi, sementara kerusakan lingkungan membuat daerah rawan semakin rentan.

Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga swasta dalam memperkuat ketahanan daerah terhadap bencana. Cianjur tidak hanya membutuhkan tanggap darurat, tetapi juga strategi mitigasi jangka panjang agar peristiwa serupa tidak terus berulang setiap musim hujan datang.

Cek Juga Artikel Dari Platform outfit.web.id