beritajalan.web.id Kondisi jalan di kawasan Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, kini menjadi perhatian serius masyarakat. Pasar tradisional terbesar di wilayah Priangan Timur ini dikenal ramai setiap hari, namun belakangan aktivitas di sana mulai terganggu akibat kerusakan jalan yang semakin parah.
Dari pantauan warga, hampir di setiap sudut pasar terdapat lubang besar di permukaan jalan. Saat hujan turun, lubang-lubang tersebut berubah menjadi kubangan air berlumpur. Kendaraan roda dua sering terpeleset, sementara pejalan kaki harus melangkah dengan hati-hati agar tidak jatuh. Situasi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran soal keselamatan pengunjung.
Beberapa pedagang bahkan menuturkan, sudah banyak pelanggan yang enggan datang ke pasar karena kondisi lingkungan yang becek dan kotor. Akibatnya, omset mereka menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir.
Keluhan Pedagang dan Pengunjung
Salah satu pedagang sayur, Siti Nurjanah, mengaku penjualannya berkurang sejak jalanan pasar rusak. Menurutnya, pembeli kini lebih memilih berbelanja di pasar modern atau toko dekat rumah agar tidak harus berjuang melewati jalan berlubang dan becek.
“Kalau hujan, air tergenang sampai depan kios. Pembeli malas datang karena takut bajunya kotor atau sepatunya rusak,” keluhnya. Ia berharap pemerintah segera memperbaiki jalan tersebut agar aktivitas kembali normal seperti dulu.
Hal senada disampaikan Rudi, pengunjung asal Kawalu. Ia mengatakan, kondisi jalan yang rusak membuatnya berpikir dua kali sebelum datang ke Pasar Cikurubuk. “Saya sering beli kebutuhan di sini karena murah, tapi sekarang parkir susah dan jalannya penuh lumpur,” ujarnya.
Kondisi tersebut berdampak langsung terhadap perputaran ekonomi di pasar. Banyak kios yang mulai sepi, dan pedagang kehilangan pelanggan tetap.
Kerusakan Infrastruktur yang Dibiarkan
Warga menilai kerusakan ini sudah berlangsung cukup lama. Meski sering dikeluhkan, belum ada langkah nyata dari pihak terkait untuk memperbaikinya. Di beberapa titik, pedagang bahkan berinisiatif menimbun lubang menggunakan batu atau puing agar kendaraan bisa lewat dengan aman.
Namun upaya tersebut bersifat sementara. Setelah diguyur hujan, batu-batu yang ditumpuk sering hanyut atau kembali tenggelam dalam lumpur. “Kami sudah capek gotong royong memperbaiki, tapi kalau tidak ada aspal dari pemerintah ya percuma,” kata salah seorang pedagang ikan.
Kondisi drainase yang buruk turut memperparah keadaan. Air hujan yang seharusnya mengalir ke saluran pembuangan justru menggenang di tengah jalan. Akibatnya, pasar tampak seperti rawa kecil setiap kali hujan lebat turun.
Dampak Ekonomi dan Kesehatan
Selain menurunkan omset penjualan, jalan rusak juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Banyak pedagang mengeluh gatal-gatal karena terlalu sering bersentuhan dengan air kotor. Bahkan, beberapa pengunjung mengalami luka ringan akibat terpeleset di jalan licin.
Bagi para pengendara ojek pasar, situasi ini menambah beban kerja. Mereka harus ekstra hati-hati agar tidak terjatuh saat mengantar penumpang atau membawa barang dagangan. Jika kendaraan rusak akibat jalan berlubang, biaya perbaikannya cukup menguras kantong.
Beberapa organisasi pedagang mengaku sudah melaporkan kondisi ini ke pihak dinas terkait, namun belum ada tindak lanjut yang signifikan. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan sebelum situasi semakin memburuk.
Suara dari DPRD dan Pemerintah Kota
Anggota DPRD Tasikmalaya yang sempat meninjau lokasi mengakui kondisi jalan di Pasar Cikurubuk memang perlu perhatian serius. Ia menyebutkan, pasar tradisional adalah salah satu pusat ekonomi rakyat, sehingga fasilitas dasarnya harus dijaga agar tetap layak digunakan.
“Perbaikan jalan bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal kesejahteraan pedagang kecil. Kalau akses ke pasar rusak, otomatis roda ekonomi ikut melambat,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Pemerintah Kota Tasikmalaya menyebut akan melakukan pengecekan menyeluruh dan berkoordinasi dengan dinas terkait. Mereka berjanji akan memasukkan proyek perbaikan jalan pasar ke dalam agenda prioritas pembangunan infrastruktur daerah.
Namun warga berharap janji tersebut segera diwujudkan. Mereka khawatir jika dibiarkan, kerusakan semakin parah dan memerlukan biaya perbaikan yang lebih besar.
Harapan Pedagang dan Warga
Pedagang di Pasar Cikurubuk tidak menuntut banyak. Mereka hanya ingin kondisi pasar kembali nyaman seperti dulu. “Kami ini cari nafkah dari pagi sampai sore, kalau jalannya rusak begini susah jualan,” kata salah seorang penjual buah.
Mereka berharap perbaikan tidak hanya berupa tambal sulam sementara, tetapi renovasi menyeluruh yang mencakup sistem drainase dan pengaspalan ulang. Selain itu, pengelolaan parkir dan kebersihan pasar juga perlu ditingkatkan agar pembeli kembali tertarik datang.
Bagi warga sekitar, pasar yang nyaman berarti ekonomi lokal bisa hidup kembali. Mereka percaya jika kondisi jalan diperbaiki, pedagang dan pembeli akan kembali ramai seperti dulu.
Kesimpulan
Kerusakan jalan di Pasar Cikurubuk Tasikmalaya bukan sekadar persoalan infrastruktur, melainkan masalah ekonomi dan sosial yang berdampak luas. Jalan yang berlubang membuat pedagang merugi, pembeli enggan datang, dan aktivitas pasar terganggu.
Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan memperbaiki fasilitas umum yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. Dengan perbaikan yang tepat dan cepat, Pasar Cikurubuk dapat kembali menjadi pusat perdagangan yang aman, nyaman, dan produktif bagi masyarakat Tasikmalaya.

Cek Juga Artikel Dari Platform beritabandar.com
