beritajalan.web.id Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah selatan Garut menyebabkan tebing setinggi 10 meter longsor dan menutup total jalan provinsi yang menghubungkan Kecamatan Pakenjeng dengan Bungbulang. Peristiwa itu terjadi di Kampung Candra Kirana, Desa Depok, Kecamatan Pakenjeng, dan berdampak langsung terhadap mobilitas masyarakat di kawasan tersebut.

Tanah yang longsor menutupi seluruh badan jalan dengan panjang sekitar 50 meter dan ketebalan material mencapai 4 meter. Akibatnya, seluruh jenis kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, tidak dapat melintas. Jalur ini dikenal sebagai akses vital bagi warga yang beraktivitas ekonomi antara wilayah selatan Garut dan pusat kabupaten.


Petugas Gabungan Bergerak Cepat di Lapangan

Mengetahui adanya bencana ini, Kapolsek Pakenjeng Iptu Muslih Hidayat bersama personel Polri, TNI, BPBD, dan Tagana segera turun ke lokasi. Mereka dibantu oleh warga sekitar untuk melakukan evakuasi material longsor menggunakan peralatan seadanya.

“Hujan deras dengan intensitas tinggi menyebabkan tebing pinggir jalan runtuh dan menutup seluruh badan jalan. Saat ini, akses masih tertutup dan tidak bisa dilalui kendaraan. Petugas gabungan sudah bergerak melakukan pembersihan menggunakan cangkul sambil menunggu bantuan alat berat,” ujar Iptu Muslih.

Meskipun kondisi medan cukup berat dan cuaca belum sepenuhnya membaik, tim gabungan tetap bekerja keras. Prioritas utama mereka adalah membuka jalur darurat agar kendaraan roda dua bisa melintas lebih dulu.


Kesigapan Warga Jadi Kunci Evakuasi Awal

Warga setempat turut berperan besar dalam upaya awal pembersihan material longsor. Mereka membawa alat seperti sekop, ember, dan karung untuk membantu mengangkat tanah. Kolaborasi antara aparat dan warga menjadi bentuk nyata solidaritas masyarakat Garut dalam menghadapi bencana.

Salah seorang warga, Syarifudin, mengaku sempat mendengar suara gemuruh besar dari arah tebing sebelum tanah longsor menimpa jalan. “Awalnya terdengar seperti suara batu jatuh dari ketinggian. Kami langsung berlarian menjauh karena khawatir longsoran susulan,” tuturnya.

Ia menambahkan, jalur Pakenjeng–Bungbulang merupakan satu-satunya akses cepat menuju pasar dan fasilitas kesehatan. Karena itu, warga sangat berharap agar proses pembersihan dapat segera selesai sehingga aktivitas ekonomi dan transportasi kembali normal.


Akses Ekonomi dan Pendidikan Terhambat

Dampak longsor tak hanya dirasakan oleh para pengguna jalan, tetapi juga oleh pelaku usaha kecil dan pelajar yang setiap hari melewati jalur ini. Banyak kendaraan pengangkut hasil pertanian seperti kopi, pisang, dan sayuran terpaksa berhenti di tengah jalan karena tidak bisa melintas.

Beberapa sopir bahkan harus menempuh jalur alternatif yang jaraknya dua kali lebih jauh melalui Kecamatan Mekarmukti. Kondisi ini menyebabkan biaya logistik meningkat dan waktu tempuh bertambah hingga berjam-jam.

Selain itu, sejumlah siswa dari Desa Depok dan wilayah sekitarnya tidak dapat berangkat ke sekolah karena bus antarjemput tidak bisa melewati jalan yang tertutup material. Warga berharap pemerintah daerah segera mengerahkan alat berat agar jalan kembali dapat digunakan.


BPBD Garut: Medan Sulit dan Curah Hujan Masih Tinggi

Perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, Asep Saepuloh, menyampaikan bahwa pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan penilaian cepat atau rapid assessment di lokasi kejadian. Menurutnya, kontur tanah yang labil serta kondisi lereng yang curam membuat proses pembersihan harus dilakukan dengan hati-hati.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Provinsi Jawa Barat untuk segera menurunkan ekskavator. Namun medan yang curam dan jalan sempit membuat alat berat sulit bergerak cepat,” katanya.

Asep menambahkan bahwa hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi mengguyur wilayah selatan Garut dalam beberapa hari ke depan. Karena itu, pihaknya mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan, terutama mereka yang tinggal di sekitar lereng atau bantaran sungai.


Pemerintah Daerah Siapkan Langkah Darurat

Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sudah menyiapkan langkah darurat dengan mengirim satu unit alat berat dari pos terdekat. Fokus utama adalah membuka jalur satu sisi agar lalu lintas bisa dilalui secara bergantian.

Bupati Garut dalam keterangan tertulisnya mengapresiasi kerja cepat tim gabungan yang langsung turun ke lapangan setelah menerima laporan. Ia menegaskan bahwa keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama sebelum memulai proses perbaikan permanen.

“Kami ingin memastikan tidak ada korban jiwa dan masyarakat tetap aman. Setelah kondisi stabil, barulah kami lakukan rehabilitasi permanen untuk memperkuat struktur tebing di sekitar jalur tersebut,” ujarnya.


Warga Diminta Waspada Longsor Susulan

Hingga kini, petugas masih berjaga di sekitar lokasi untuk memantau kemungkinan longsor susulan. Warga diimbau tidak mendekati area tebing selama proses evakuasi berlangsung. Selain itu, pengendara dari arah Pakenjeng dan Bungbulang diarahkan untuk menggunakan jalur alternatif melalui Mekarmukti atau Cisewu.

Kepolisian juga memasang rambu peringatan dan garis pengaman agar tidak ada kendaraan yang nekat melintas di tengah pembersihan material. Langkah ini diambil untuk menghindari kecelakaan dan memastikan proses evakuasi berjalan lancar.


Penutup: Sinergi Jadi Kekuatan Utama Garut Hadapi Bencana

Kejadian tanah longsor di ruas Pakenjeng–Bungbulang menjadi pengingat bahwa Garut termasuk daerah rawan bencana geologis. Namun di balik musibah, tersimpan semangat gotong royong yang kuat antara pemerintah, aparat, dan masyarakat.

Upaya bersama membersihkan material longsor menunjukkan bahwa sinergi menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan alam. Dengan koordinasi yang baik, jalur vital ini diharapkan segera pulih dan kembali menghubungkan masyarakat di wilayah selatan Garut.

Bagi warga, bencana ini bukan sekadar cobaan, tetapi juga panggilan untuk menjaga alam sekitar agar tetap lestari. Karena keseimbangan lingkungan adalah benteng pertama untuk mencegah longsor dan banjir di masa mendatang.

Cek Juga Artikel Dari Platform seputardigital.web.id