beritajalan.web.id Bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Sumatera Utara menyebabkan kerusakan infrastruktur cukup parah. Jalan utama di beberapa kabupaten terputus, menimbulkan isolasi pada sejumlah desa dan kecamatan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat masih terdapat delapan kecamatan yang belum bisa dijangkau melalui jalur darat.

Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, menjelaskan bahwa wilayah terisolasi umumnya berada di kawasan perbukitan yang mengalami kerusakan jalan sangat berat. Material longsor menutupi ruas utama, sementara jembatan penghubung di beberapa titik runtuh atau terbawa arus banjir.


Distribusi Bantuan Lewat Udara

Untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi, BNPB mengandalkan distribusi logistik lewat udara. Armada helikopter dikerahkan untuk menjangkau lokasi yang sulit diakses. Langkah ini dilakukan sebagai upaya sementara sampai jalur darat kembali dibuka.

Suharyanto menegaskan bahwa stok logistik seperti makanan siap saji, air minum, selimut, dan obat-obatan sudah didistribusikan secara bertahap. Setiap wilayah yang terputus mendapatkan pemantauan intensif agar tidak terjadi kekurangan bantuan yang membahayakan keselamatan warga.


Dua Kabupaten Jadi Perhatian Utama

Dari hasil pemetaan terbaru, wilayah yang masih terisolasi berada pada dua kabupaten, yaitu Humbang Hasundutan (Humbahas) dan Tapanuli Utara (Taput). Masing-masing memiliki kendala berbeda yang memengaruhi kecepatan penanganan.

📌 Di Humbahas, satu kecamatan masih terisolasi akibat jalan badan longsor yang menimbun akses utama.
📌 Di Taput, terdapat tujuh kecamatan yang masih belum bisa ditembus oleh kendaraan roda empat.

Jumlah tersebut menunjukkan bahwa beban penanganan di Taput jauh lebih kompleks, terutama karena jaringan jalan yang rusak berada pada panjang lintasan yang cukup jauh.


Akses ke Taput Hanya Bisa dari Satu Jalur

Taput saat ini hanya bisa diakses dari arah Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah. Jalur alternatif lain masih dalam kondisi terputus. Hal ini menyebabkan durasi perjalanan logistik menjadi lebih lama dan operasional bantuan lebih berat.

Ketergantungan pada satu jalur suplai menyebabkan upaya pemulihan harus diperhitungkan dengan cermat agar tidak menimbulkan kemacetan atau penundaan distribusi. BNPB bersama TNI dan Polri telah menempatkan tim untuk memastikan jalur yang tersisa tetap aman dilalui kendaraan bantuan.


Koordinasi Lintas Lembaga Diperkuat

Penanggulangan bencana di Sumut tidak hanya mengandalkan BNPB. Otoritas daerah, Kementerian PUPR, TNI, Polri, Basarnas, dan relawan ikut terlibat dalam mempercepat pemulihan akses.

Beberapa langkah penanganan yang sedang dilakukan:

  • Pembersihan material longsor menggunakan alat berat
  • Perbaikan sementara pada jembatan rusak untuk darurat penyeberangan
  • Pendataan kerusakan infrastruktur secara menyeluruh
  • Evakuasi warga terdampak dari lokasi yang sangat sulit dijangkau

Setiap progres dikoordinasikan secara rutin untuk memastikan tidak ada daerah yang terabaikan.


Tantangan Geografis Menghambat Proses Perbaikan

Wilayah terdampak mayoritas berada di daerah pegunungan yang memiliki tebing curam dan struktur tanah labil. Curah hujan tinggi membuat kondisi semakin rawan. Setiap upaya pengerukan material longsor harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari longsor susulan.

Selain tantangan alam, keterbatasan ruang gerak alat berat juga menjadi kendala. Beberapa titik jalan yang terputus hanya menyisakan sebagian kecil badan jalan sehingga penyelamatan alat berat menjadi prioritas sebelum pekerjaan dilanjutkan.


Dampak Isolasi terhadap Warga

Terputusnya akses membuat warga setempat mengalami berbagai hambatan.

Masalah yang paling terasa antara lain:

  • Sulitnya distribusi bahan makanan segar
  • Akses layanan kesehatan yang terbatas
  • Kendala logistik yang memengaruhi kegiatan ekonomi
  • Banyak sekolah yang harus menghentikan kegiatan tatap muka sementara

Situasi ini menguatkan kebutuhan untuk membuka jalur darat secepat mungkin agar roda kehidupan masyarakat dapat kembali berjalan.


Pemerintah Pastikan Kehadiran Negara

Dalam rapat penanganan bencana, Presiden menekankan pentingnya percepatan pemulihan daerah terdampak. Negara disebut tidak boleh terlambat dalam memberikan perlindungan kepada warganya. Instruksi prioritas diberikan pada pembukaan akses dan evakuasi warga di daerah yang kritis.

Suharyanto menegaskan bahwa BNPB akan terus berada di lapangan sampai proses pemulihan selesai. Seluruh tim diharapkan menjaga stamina dan kewaspadaan mengingat kondisi alam masih belum stabil.


Harapan Terhadap Proses Perbaikan

Warga di delapan kecamatan yang masih terisolasi berharap jalur darat bisa segera kembali berfungsi. Meskipun bantuan udara membantu memenuhi kebutuhan dasar, jalur darat tetap dibutuhkan untuk pemulihan jangka panjang.

Perbaikan jalan bukan hanya soal mobilitas, tetapi menyangkut pemulihan ekonomi, akses pendidikan, dan layanan kesehatan. Setiap hari yang berlalu tanpa akses darat memperpanjang beban masyarakat terdampak.


Penutup: Jalan Harus Segera Terbuka

Isolasi wilayah akibat bencana menjadi tantangan serius yang harus segera teratasi. Kerja sama lintas lembaga telah berjalan, namun kondisi geografis yang sulit membuat proses tidak bisa instan. Meski begitu, upaya distribusi logistik lewat udara memastikan bahwa warga tidak dibiarkan dalam kesulitan sendirian.

Pembukaan jalur ke Taput dan Humbahas akan menjadi kunci pemulihan penuh Sumatera Utara. Harapan masyarakat jelas: akses harus kembali terbuka agar kehidupan dapat kembali normal. Pemerintah pun menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan tugas ini sampai tuntas.

Cek Juga Artikel Dari Platform dailyinfo.blog