beritajalan.web.id Nama Daihatsu Midget mungkin terdengar asing bagi generasi muda saat ini, namun bagi mereka yang hidup di era 1960 hingga 1980-an, kendaraan mungil ini adalah bagian penting dari sejarah transportasi perkotaan Indonesia. Dikenal dengan sebutan Bemo, kendaraan beroda tiga ini pernah menjadi ikon jalanan di Jakarta dan beberapa kota besar lainnya.
Kini, Daihatsu kembali menghidupkan kenangan itu dengan memamerkan model klasik Midget dalam ajang otomotif bergengsi di Jepang. Kehadirannya bukan hanya untuk bernostalgia, tetapi juga untuk menunjukkan bagaimana kendaraan kecil ini pernah berperan besar dalam membangun mobilitas masyarakat di masa lalu.
Awal Mula Kehadiran Daihatsu Midget
Daihatsu Midget pertama kali diperkenalkan di Jepang pada akhir dekade 1950-an. Kendaraan ini dirancang sebagai angkutan niaga ringan yang praktis dan hemat bahan bakar. Dengan desain sederhana dan bodi mungil, Midget bisa menjangkau jalan sempit di wilayah perkotaan maupun pedesaan.
Tak lama setelah peluncurannya di Jepang, kendaraan ini mulai diekspor ke berbagai negara Asia, termasuk Indonesia. Saat itu, kebutuhan transportasi umum di kota-kota besar sedang meningkat tajam, sehingga kehadiran kendaraan seperti Midget menjadi solusi yang sangat dibutuhkan.
Bemo, Simbol Transportasi Jakarta Tempo Dulu
Di Indonesia, Daihatsu Midget dikenal luas sebagai Bemo, singkatan dari “becak motor”. Julukan itu muncul karena bentuknya yang menyerupai becak namun digerakkan mesin bensin kecil. Bemo mulai dioperasikan di Jakarta sebagai kendaraan umum, bersaing dengan becak dan oplet yang saat itu masih mendominasi.
Bemo mampu mengangkut tiga hingga empat penumpang sekaligus. Suaranya yang khas dan bodinya yang ringkas membuatnya mudah dikenali di antara keramaian jalanan. Tidak sedikit warga Jakarta kala itu yang mengandalkan Bemo untuk pergi ke pasar, ke sekolah, atau sekadar berkeliling kota.
Selain di Jakarta, Bemo juga sempat beroperasi di kota lain seperti Bandung, Surabaya, dan Medan. Bentuknya yang sederhana dan biaya operasional yang rendah membuatnya digemari para pengusaha angkutan kecil. Namun, seiring perkembangan waktu dan munculnya kendaraan roda empat yang lebih modern, Bemo perlahan tersingkir dari jalanan.
Desain Klasik yang Ikonik
Salah satu hal yang membuat Daihatsu Midget begitu berkesan adalah desainnya. Mobil ini hanya memiliki tiga roda, satu di depan dan dua di belakang. Kabinnya kecil, cukup untuk satu pengemudi dan beberapa penumpang di belakang.
Daihatsu memproduksi beberapa varian Midget, salah satunya Midget MP dan Midget II. Versi Midget II yang dirilis beberapa dekade kemudian memiliki desain yang lebih modern, namun tetap mempertahankan karakter khasnya: kecil, ringan, dan fungsional.
Meskipun mungil, kendaraan ini terbukti tangguh. Mesin bensin satu silinder dengan kapasitas sekitar 250cc sudah cukup untuk menggerakkan kendaraan ini di jalan-jalan perkotaan. Kecepatan maksimumnya tidak tinggi, tetapi stabil dan efisien untuk jarak pendek.
Dari Transportasi Umum hingga Perpustakaan Keliling
Walaupun kini sudah jarang terlihat, beberapa unit Bemo masih bertahan di Indonesia. Di Jakarta, misalnya, masih ada komunitas pecinta kendaraan klasik yang merawat Midget sebagai koleksi bersejarah. Ada juga unit Bemo yang dimodifikasi menjadi perpustakaan keliling atau kendaraan promosi unik.
Di kawasan Benhil, Jakarta Pusat, Bemo tua yang sudah direstorasi bahkan menjadi daya tarik tersendiri. Kehadirannya seolah membawa kembali suasana masa lalu, saat jalanan ibu kota masih didominasi kendaraan sederhana dan suara deru mesin kecil menggema di sudut-sudut kota.
Kembali Jadi Ikon di Jepang
Di Jepang, Daihatsu Midget masih mendapat tempat istimewa. Produsen mobil ini memamerkan model klasiknya dalam berbagai ajang otomotif internasional sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah panjang perusahaan. Di pameran tersebut, Midget tampil sebagai simbol inovasi masa lalu yang tetap relevan dengan semangat efisiensi modern.
Kehadiran Daihatsu Midget di pameran mobil dunia juga menandai kesadaran akan pentingnya warisan industri otomotif. Banyak pengunjung, terutama generasi muda, tertarik melihat langsung kendaraan mungil yang pernah berjasa besar dalam membangun ekonomi lokal di berbagai negara.
Peran Besar dalam Sejarah Otomotif
Keberadaan Daihatsu Midget bukan hanya sekadar nostalgia. Mobil ini adalah bukti bahwa inovasi sederhana bisa memiliki dampak besar. Dalam sejarah transportasi Indonesia, Bemo menjadi jembatan antara kendaraan tradisional seperti becak dan moda modern seperti mikrolet.
Dari segi ekonomi, Midget membantu menciptakan lapangan kerja baru bagi ribuan sopir dan pengusaha angkutan kecil. Dari segi sosial, kendaraan ini mempermudah mobilitas masyarakat di masa ketika kendaraan pribadi masih langka.
Kini, meski sudah digantikan oleh kendaraan yang lebih modern, warisan Midget tetap hidup di ingatan banyak orang. Setiap kali sebuah Bemo tua melintas di jalan atau muncul di pameran, kenangan tentang masa lalu Jakarta yang sederhana dan hangat seakan kembali hidup.
Kesimpulan
Daihatsu Midget atau Bemo bukan sekadar kendaraan, tetapi bagian dari perjalanan sejarah transportasi Indonesia. Dari alat angkut sederhana hingga menjadi ikon budaya kota, kendaraan ini menunjukkan bahwa inovasi kecil bisa meninggalkan jejak besar.
Kehadirannya kembali di ajang otomotif dunia menjadi momen refleksi bagi banyak orang—sebuah pengingat bahwa setiap kemajuan selalu berakar pada masa lalu. Di tengah gempuran mobil modern dan kendaraan listrik, sosok mungil Daihatsu Midget tetap menghadirkan rasa nostalgia dan kebanggaan bagi pencinta otomotif di seluruh dunia.

Cek Juga Artikel Dari Platform seputardigital.web.id
